Rabu, 05 Mei 2010

Hidup Organik, Kurangi Beban yang Ditanggung Bumi

Hidup Organik, Kurangi Beban yang Ditanggung Bumi

Ani Purwati - 30 Apr 2010

Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi beban yang ditanggung bumi agar kehidupannya tetap lestari. Diantaranya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara sederhana , sesuai ritme keseharian kita, dengan hidup secara organik. Demikian ungkap Bibong Widyarti, konsumen organik dalam bincang-bincang peresmian Kedai Hijau di Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH), untuk memperingati Hari Bumi, di Jakarta (30/4).

“Sekecil apapun tindakan dalam menyelamatkan lingkungan dan bumi ini, tentunya akan bermakna besar bagi kelangsungan hidup bumi ini,” ungkap penulis buku tentang tips-tips hidup organik berjudul “Hidup Organik, Panduan Ringkas Berperilaku Selaras Alam.”

“Berbuat baik untuk bumi misalnya dengan cara makan secukupnya sesuai kebutuhan, mengolah makanan secara sehat, memilih dan membeli produk organik, membawa minuman sendiri dengan wadah dari beling atau stainless steel, belanja dengan membawa kantong sendiri, mengolah sampah, memakai produk daur ulang dan sebagainya,” lanjut Bibong yang memutuskan mengkonsumsi organik sejak 1997.

Menurut ibu dua orang anak ini, saat memilih produk bahan pangan dari pertanian organik, sebenarnya manusia telah melakukan win-win solution. Artinya, pertanian organik mengambil posisi yang saling menguntungkan, yaitu aman bagi manusia, makhluk hidup lain dan bumi.

Pertanian organik mencegah dampak merugikan bagi kesehatan yang disebabkan zat-zat berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Bahan–bahan kimia beracun lebih minimal pada hasil pertanian organik dibandingkan produk pertanian konvensional. Sejauh ini penggunaan pestisida dalam pertanian konvensional telah berpengaruh negatif terhadap ekosistem pertanian, kesehatan serta meninggalkan akumulasi residu pestisida pada produk pertanian.

Pertanian organik juga memelihara keanekaragaman hayati dengan menyadarinya sebagai harmoni. Dal hal ini pertanian organik mengkui setiap makhluk hidup mempunyai tugas dan fungsi bagi keseimbangan alam. Sistem pertanian organik melindungi dan menjaga kualitas tanah, air dan udara, karena tidak menggunakan pupuk sintetik dan pestisida.

Pertanian organik dan cara hidup organik mendukung kemandirian dan pemberdayaan individu, baik petani mupun konsumen. Peningkatan kualitas, penggunaan produk-produk dari petani lokal dan mengandalkan sumber daya lokal yang dapat diperbarui, secara langsung atupun tidak akan meningkatkan ekonomi setempat.

Pertanian organik juga menghargai kearifan lokal dan keanekargaman budaya di setiap daerah. Kebiasaan pemanfaatan aneka hasil alam untuk berbagai kebutuhan akan kembali hidup, sperti menjaga kesehatan dengan obat-obatan dari ramuan tanaman yang tumbuh di lingkungan sekitar.

Ubi Jalar Untuk Kesehatan

Seperti halnya yang Adi Kharisma kembangkan saat ini. Dengan pengalamannya yang sering melihat orang-orang yang disayanginya mengidap penyakit kanker, akhirnya Adi menekuni dan mengembangkan ubi jalar menjadi aneka makanan dan minuman olahan berkhasiat kesehatan.

Produk pangan lokal, ubi jalar yang berwarna ungu mengandung banyak zat antosianin yang bisa mencegah kanker. “Antosianin itu berguna untuk mengencerkan darah yang kental serta menyerap racun dan polusi di darah. Darah yang encer menurut dokter baik untuk kesehatan tubuh, “ kata pengembang es krim ubi ungu ini saat bincang-bincang ini.

Selain mengonsumsi ubi jalar warna ungu, sejak tahun 2000, Adi juga menjalankan resep diet dengan menjalankan pola makan sehat. Ia mulai menjauhi aneka sea food, daging merah serta memperbanyak sayur dan buah. “Daging yang saya makan hanya daging ayam dan ikan,” ujarnya. Pengaruh bagi kesehatan Adi sangat signifikan. “Sampai sekarang, pilek pun saya tak pernah,” ujar pria yang selalu mengenakan seragan dan topi warna ungu ini.

sumber : http://www.beritabumi.or.id/?g=beritadtl&newsID=B0270&ikey=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar